Senin, 08 September 2014

Kisah Dua Sahabat




            Malam itu Ikrima sedang menyiapkan buku-buku pelajaran yang akan dia bawa besok pagi di sekolah, ketika sedang menyiapkan buku-buku itu Ikrima pun tersenyum sambil memikirkan, siapakah yang akan menjadi sahabat baru di sekolahnya. Karena mulai besok, Ikrima menjadi siswa SMA, ia memilih jurusan Ipa. Karena,cita-citanya berhubungan dengan dunia medis. Menurutya ilmu medis adalah ilmu yang cukup berpengaruh dalam kehidupannya. Keesokan harinya, Ikrima duduk di kelas baru dan juga kursi barunya, dengan suasana baru yang cukup membuatnya bahagia. Setelah beberapa bulan Ikrima belajar di  bangku SMA, ia akhirnya menemukan sahabat baru. Awalnya Ikrima hanya menganggapnya sebagai teman biasa, namun karena ia merasa nyaman, Ikrima pun menganggapnya sebagai sahabat yang baik, sebut saja Nazifah. Ya, Nazifah adalah sahabat baru yang di miliki oleh Ikrima.
            Mereka berdua bersahabat baik, canda dan tawa mereka lalui bersama. Namun tidak jarang juga, pertengkaran pernah mereka hadapi karena perbedaan pendapat. Dan pada saat jam kosong, Ikrima mengisi waktu jam kosongnya dengan membaca atau mengerjakan tugas yang di berikan guru. Tapi tiba-tiba Nazifah memanggil Ikrima, karena ada sesuatu hal yang ingin ia bicarakan “Ada apa fah ? “ Tanya Ikrima pada Nazifah “Aku mau cerita” jawab Nazifah “iya, cerita apa?” Ikrima pun bertanya kembali. Tapi Nazifah hanya diam dan meneteskan air matanya, “Kamu kenapa Nazifah? Ada masalah kah? Ayo ceritakan padaku “ Tanya Ikrima ada Nazifah lagi “Aku bingung, aku kesal, kenapa aku tidak bisa sepertimu? Kamu rajin, tapi aku? Aku pemalas, setiap hari aku hanya main-main, setiap ada niat mau belajar selalu saja di dalam tubuhku ini seperti ada yang menahanku untuk belajar, tubuhku lemah. Aku juga ingin mendapatkan nilai ulangan yang bagus” Jawab Nazifah dengan tersedu-sedu “hmm,, kamu bisa Nazifah, kamu bisa. Aku tau kamu itu bisa, kamu itu pintar, aku tau itu. Kamu harus terus berusaha, lawan rasa mala situ. Perbanyak mengingat Alloh Nazifah.” “Iya, aku tau aku bisa,tapi tubuhku selalu saja lemah, apa yang harus aku lakukan, aku ingin menjadi perawat yang profesional tapi aku tidak ingin seperti ini, bantu aku ma” “Sabar ya Nazifah, insya Alloh aku akan membantumu. Mulai besok kita belajar bersama yah, kita selesaikan semua tugas di sekolah agar di rumah nanti kamu bisa istirahat” Ucap Nazifah dengan tenang “Baiklah kalau begitu, terima kasih banyak Ikrima. Kamu memang sahabat terbaikku, aku bersyukur bisa bertemu dan menjadi sahabatmu, aku akan berusaha menjadi yang terbaik”
            Keesokan harinya mereka berduapun selalu pulang terlambat, karena mereka berdua menyelesaikan semua tugas di sekolah saat itu juga. Aktivitas itu selalu rutin mereka lakukan, sampai ada salah satu temannya yang bernama Gaitsa bertanya kepada Ikrima “Kenapa setiap hari kamu selalu pulang terlambat, apa kamu tidak lelah? Kalau aku sih ingin cepat-cepat pulang dan bisa tidur.” Ikrima hanya tersenyum mendengar ucapan temannya. Ikrima dan Nazifah selalu serius dan focus mengerjakan tugas yang di berikan guru kepada mereka, mereka saling membantu satu sama lain. Jika Nazifah tidak mengerti suatu pelajaran, maka Nazifah akan bertanya kepada Ikrima, begitu juga sebaliknya.
            Bulan demi bulan, tahun demi tahun telah berlalu. Tibalah saatnya mereka menghadapi Ujian Nasional, ujian yang di anggap sebagai ujian paling menakutkan bagi para pelajar. Tapi tidak untuk Ikrima dan Nazifah, mereka berdua santai dan sangat tenang mengahadapi Ujian Nasional. Akhirnya mereka berdua lulus dengan nilai tertinggi di sekolahnya, mereka berdua sangat bahagia dan tidak bisa menahan air mata yang ada di matanya. “Alhamdulillah, aku sangat bersyukur. Usaha kita tidak sia-sia ikrima, tidak percuma kita selalu pulang terlambat” Ucap Nazifah sambil bercucuran air mata “Iya, Alhamdulillah, aku juga sangat bersyukur. Berakit-rakit dahulu berenang-renang kemudian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian.” Jawab Ikrima sambil tersedu-sedu. Mereka berdua pun mendapat penghargaan dari sekolahnya dan mendapat tawaran beasiswa full untuk melanjutkan kuliah di Universitas Indonesia, salah satu gurunya di sekolah menitipkan suatu pesan yang sangat berharga dan tidak bisa mereka lupakan, guru yang selalu memperhatikan mereka berdua di sekolah ketika belajar “Kalian adalah murid teladan kebanggaan ibu, ibu sangat bersyukur memiliki murid seperti kalian. Perjalanan kalian masih panjang, jangan menyerah, dan jangan takut. Saat – saat yang indah itu akan tiba waktunya..”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar