Rabu, 07 Januari 2015

Parviza





Assalamu’alaikuum.. 
Ini cerpen yang ketiga, kata temen yang sudah pernah baca sih kurang bikin greget, makasih yah untuk komentarnya, saya akan lebih berusaha lagi..
Silahkan membaca..
 


Parviza berjalan dengan menggendong tas dan membawa buku pelajaran yang akan dia pelajari dikelasnya nanti, parviza sekarang sudah memasuki kelas 2 A SMA, dia memiliki mimpi yaitu menjadi psikolog yang professional, dia ingin menyembuhkan jiwa-jiwa yang kurang sehat, umurnya 17 tahun, ia memiliki banyak sahabat yang sangat ia sayangi, hari-hari selalu dilalui bersama. Dia memiliki hobi yang sangat ia sukai, yaitu merangkai kata-kata. Katanya, itu adalah ungkapan perasaannya. Kata-kata yang selalu ia rangkai adalah ungkapan perasaannya yang tidak bisa ia ungkapkan langsung.
            Anak-anak, pelajaran hari ini cukup sampai disini, sampai jumpa minggu depan. Bu Windy mengakhiri jam pelajarannya, parviza sangat menyukai pelajaran bu Windy. “ibu, saya ingin bertanya , apa perbedaanya orang dengan type A dan B?” “aduh Parviza, kamu ini benar-benar beda dengan temanmu yang lain, disaat jam istirahat masih saja menanyakan tentang pelajaran.” Ibu Windy menjelaskan pertanyaan yang di tanyakan oleh Parviza dengan sangat jelas dan seperti biasa juga, Parviza selalu menyimknya. Orang dengan type A, memiliki tingkat stress yang tinggi, karena dia menyukai tantangan baru  dan sangat suka meraih tujuan yang lebih sulit, menurut  friedman dan kawan-kawan , manusia type A sangat kompetitif dan berorientasi keberhasilan. Mereka punya sense urgensi dan sukar untuk rileks. dan orang dengan type B, dia hidup dengan tingkat stress yang lebih rendah. Ia sangat suka lingkungan kerja tetap dan sama. Ketika berkompetisi, orang ini tidak mempermasalahkan menang atau kalah, dia lebih menikmati kompetisi tersebut.
            Parviza sangat senang sekali mempelajari tentang ilmu kemanusiaan, tapi ada satu hal lagi yang sangat ia sukai, diam-diam ia menyukai sosok pria di kelas 2 B, sebut saja Fatih, tidak ada satupun sahabatnya yang mengetahui bahwa parviza sedang mencintai seseorang. Selama ini Parviza hanya bisa melihatnya dari jauh, menurutnya Fatih adalah sosok yang sangat ia idamkan, ia sangat ahli dalam pelajaran olahraga. Dan pada saat parviza melihat faith dari jauh, ternyata faith tersenyum padanya. Ah, parviza hanya bisa tersipu malu
 “ekhm,, kenapa nih senyum-senyum sendiri? Ga seperti biasanya kamu begini? Hayoo kenapa hayoo?” Tanya sahabatnya geida “aah engga apa-apa ko, aku Cuma inget yang kemarin, si ola lucu banget yah? Hahahaha” geida bingung dengan sikap sahabatnya “hah? Yang mana? Bukannya Ola kemarin lagi izin karena ada acara keluarga yah?” “aah, kamu ko lupa sih, hahaha aku ke toilet dulu yah? Hahaha”. Dengan berlari Parviza menuju toilet dan membasuh wajahnya. Ya ampun, yang tadi itu apa? Faith tersenyum padaku, apakah ini mimpi? Parviza menampar wajahnya. Aaaw, ini bukan mimpi, ya ampun, jantungku berdebar kencang, aku malu. (1 tahun kemudian)
            Esok adalah hari terakhirku disekolah ini, hmmm banyak sekali kenangan disekolah ini. Aku sangat bahagia bisa menuntut ilmu dan mendapatkan sahabat yang sangat baik padaku, dan juga Fatih. Dia akan kuliah dimana yah?  Apakah aku akan bertemu dengannya lagi? Aah sudahlah, lagi pula aku terlalu banyak berharap selama dua tahun ini, tidak mungkin dia suka padaku, aku sangat tidak cocok jika berpasangan dengannya, hmmm…
            “Hei, kamu mau pergi tanpa mengucap salam padaku?” terdengar suara yang tidak begitu asing ditelinga Parviza, ketika menoleh kebelakang. Ya ampun, dia adalah Fatih, sosok yang sangat dikagumi oleh Parviza selama dua tahun ini. “kamu yakin ga akan kangen sama aku?” parviza hanya bisa terdiam, bingung, dan seperti biasa, jantungnya berdegup sangat kencang “maksudnya? “ “aku sudah tau semuanya,” ucap faith “ta.. tahu apa?” parviza menjawab dengan sangat gugup. Iya, kamu menyukaiku sejak kelas dua hingga sekarang, kamu tidak bisa menyembunyikannya dariku, sangat jelas terlukis dimatamu yang indah. “A..aku tidak” Parviza sama sekali tidak bisa berbicara, otak dan hatinya kosong saat itu. “ini, ini kamu kan yang taruh di lokerku? Air minum pada saat pensi  kamu kan yang memberikan untukku, buah apel pada saat aku dihukum juga kamu kan yang memberikan? Aku mengetahuinya, karena aku selalu memperhatikanmu” parviza sungguh dibuat gugup, kakinya bergetar,keringat mengucur dihatinya, ya ampuun, kenapa bisa begini? “Parviza, kamu tidak perlu malu atau takut, satu hal yang harus kamu tahu, aku menyukaimu lebih dulu daripada kamu, sejak awal masuk sekolah aku selalu memperhatikanmu dan jujur saja, aku sangat bahagia ketika aku bisa tersenyum padamu dan kamu tersipu malu”
            Parviza hanya menunduk karena tidak sanggup melihat wajahnya, dan parviza menampar wajahnya berkali-kali “hei, apa yang kamu lakukan? Sudah hentikan”, “tidak, tidak, ini bukan mimpi, inilah kehidupanku, ya amppuuun, ini benar-benar mengejutkanku. Aku tidak percaya bila kamu menyukaiku, aku sama sekali tidak cocok untukmu” fatih tersenyum “tidak, kamulah yang paling indah dihatiku, akau akan selalu menyukaimu, oh.iya kamu mau masuk UI kan? Aku juga akan kuliah disana, kita akan selalu bersama, kita tidak akan berpisah” parviza hanya bisa termenung diam “ayo, kita rayakan kelulusan kita bersama teman yang lain” Parviza berjalan di samping Fatih dan tetap saja diam tanpa kata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar