Assalamu’alaikuum..
Ini
cerpen yang ketiga, kata temen yang sudah pernah baca sih kurang bikin greget,
makasih yah untuk komentarnya, saya akan lebih berusaha lagi..
Silahkan
membaca..
Parviza berjalan dengan menggendong tas dan
membawa buku pelajaran yang akan dia pelajari dikelasnya nanti, parviza
sekarang sudah memasuki kelas 2 A SMA, dia memiliki mimpi yaitu menjadi psikolog
yang professional, dia ingin menyembuhkan jiwa-jiwa yang kurang sehat, umurnya
17 tahun, ia memiliki banyak sahabat yang sangat ia sayangi, hari-hari selalu
dilalui bersama. Dia memiliki hobi yang sangat ia sukai, yaitu merangkai
kata-kata. Katanya, itu adalah ungkapan perasaannya. Kata-kata yang selalu ia
rangkai adalah ungkapan perasaannya yang tidak bisa ia ungkapkan langsung.
Anak-anak,
pelajaran hari ini cukup sampai disini, sampai jumpa minggu depan. Bu Windy
mengakhiri jam pelajarannya, parviza sangat menyukai pelajaran bu Windy. “ibu,
saya ingin bertanya , apa perbedaanya orang dengan type A dan B?” “aduh
Parviza, kamu ini benar-benar beda dengan temanmu yang lain, disaat jam
istirahat masih saja menanyakan tentang pelajaran.” Ibu Windy menjelaskan
pertanyaan yang di tanyakan oleh Parviza dengan sangat jelas dan seperti biasa
juga, Parviza selalu menyimknya. Orang dengan type A, memiliki tingkat stress
yang tinggi, karena dia menyukai tantangan baru
dan sangat suka meraih tujuan yang lebih sulit, menurut friedman dan kawan-kawan , manusia type A
sangat kompetitif dan berorientasi keberhasilan. Mereka punya sense urgensi dan
sukar untuk rileks. dan orang dengan type B, dia hidup dengan tingkat stress
yang lebih rendah. Ia sangat suka lingkungan kerja tetap dan sama. Ketika
berkompetisi, orang ini tidak mempermasalahkan menang atau kalah, dia lebih
menikmati kompetisi tersebut.
Parviza
sangat senang sekali mempelajari tentang ilmu kemanusiaan, tapi ada satu hal
lagi yang sangat ia sukai, diam-diam ia menyukai sosok pria di kelas 2 B, sebut
saja Fatih, tidak ada satupun sahabatnya yang mengetahui bahwa parviza sedang
mencintai seseorang. Selama ini Parviza hanya bisa melihatnya dari jauh,
menurutnya Fatih adalah sosok yang sangat ia idamkan, ia sangat ahli dalam
pelajaran olahraga. Dan pada saat parviza melihat faith dari jauh, ternyata faith
tersenyum padanya. Ah, parviza hanya bisa tersipu malu
“ekhm,, kenapa nih
senyum-senyum sendiri? Ga seperti biasanya kamu begini? Hayoo kenapa hayoo?” Tanya
sahabatnya geida “aah engga apa-apa ko, aku Cuma inget yang kemarin, si ola
lucu banget yah? Hahahaha” geida bingung dengan sikap sahabatnya “hah? Yang
mana? Bukannya Ola kemarin lagi izin karena ada acara keluarga yah?” “aah, kamu
ko lupa sih, hahaha aku ke toilet dulu yah? Hahaha”. Dengan berlari Parviza
menuju toilet dan membasuh wajahnya. Ya ampun, yang tadi itu apa? Faith
tersenyum padaku, apakah ini mimpi? Parviza menampar wajahnya. Aaaw, ini bukan
mimpi, ya ampun, jantungku berdebar kencang, aku malu. (1 tahun kemudian)
Esok adalah
hari terakhirku disekolah ini, hmmm banyak sekali kenangan disekolah ini. Aku
sangat bahagia bisa menuntut ilmu dan mendapatkan sahabat yang sangat baik
padaku, dan juga Fatih. Dia akan kuliah dimana yah? Apakah aku akan bertemu dengannya lagi? Aah
sudahlah, lagi pula aku terlalu banyak berharap selama dua tahun ini, tidak
mungkin dia suka padaku, aku sangat tidak cocok jika berpasangan dengannya,
hmmm…
“Hei, kamu
mau pergi tanpa mengucap salam padaku?” terdengar suara yang tidak begitu asing
ditelinga Parviza, ketika menoleh kebelakang. Ya ampun, dia adalah Fatih, sosok
yang sangat dikagumi oleh Parviza selama dua tahun ini. “kamu yakin ga akan
kangen sama aku?” parviza hanya bisa terdiam, bingung, dan seperti biasa,
jantungnya berdegup sangat kencang “maksudnya? “ “aku sudah tau semuanya,” ucap
faith “ta.. tahu apa?” parviza menjawab dengan sangat gugup. Iya, kamu
menyukaiku sejak kelas dua hingga sekarang, kamu tidak bisa menyembunyikannya
dariku, sangat jelas terlukis dimatamu yang indah. “A..aku tidak” Parviza sama
sekali tidak bisa berbicara, otak dan hatinya kosong saat itu. “ini, ini kamu
kan yang taruh di lokerku? Air minum pada saat pensi kamu kan yang memberikan untukku, buah apel
pada saat aku dihukum juga kamu kan yang memberikan? Aku mengetahuinya, karena
aku selalu memperhatikanmu” parviza sungguh dibuat gugup, kakinya
bergetar,keringat mengucur dihatinya, ya ampuun, kenapa bisa begini? “Parviza,
kamu tidak perlu malu atau takut, satu hal yang harus kamu tahu, aku menyukaimu
lebih dulu daripada kamu, sejak awal masuk sekolah aku selalu memperhatikanmu
dan jujur saja, aku sangat bahagia ketika aku bisa tersenyum padamu dan kamu
tersipu malu”
Parviza
hanya menunduk karena tidak sanggup melihat wajahnya, dan parviza menampar
wajahnya berkali-kali “hei, apa yang kamu lakukan? Sudah hentikan”, “tidak,
tidak, ini bukan mimpi, inilah kehidupanku, ya amppuuun, ini benar-benar
mengejutkanku. Aku tidak percaya bila kamu menyukaiku, aku sama sekali tidak
cocok untukmu” fatih tersenyum “tidak, kamulah yang paling indah dihatiku, akau
akan selalu menyukaimu, oh.iya kamu mau masuk UI kan? Aku juga akan kuliah
disana, kita akan selalu bersama, kita tidak akan berpisah” parviza hanya bisa
termenung diam “ayo, kita rayakan kelulusan kita bersama teman yang lain”
Parviza berjalan di samping Fatih dan tetap saja diam tanpa kata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar